Kisaran|pa-kisaran.go.id (2/10)
Pengadilan Agama Kisaran kembali mengadakan kegiatan Pembinaan Mental (Bintal) pada hari Rabu (2/10). Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap bulan sehabis sholat Ashar dan diikuti oleh seluruh hakim dan pegawai Pengadilan Agama Kisaran, kali ini diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Ervy Sukmarwati, SHI, MH, hakim Pengadilan Agama Kisaran Kelas. Berikut isi ceramah yang disampaikan oleh beliau:
Alkisah ada seorang Raja yang sedang termenung melihat taman didepan istananya. Ia gelisah karena tidak pernah merasakan ketenangan dan sulit sekali menemukan kebahagiaan. Kesehatannya mulai menurun karena ia mulai susah tidur karena banyaknya pikiran yang mengganggu. Padahal selama ini ia tidur didalam kamar yang mewah dan menggunakan kasur yang empuk.
Ditengah lamunannya, sang Raja melihat seorang tukang kebun yang sedang bekerja sambil tertawa. Setiap hari ia datang dengan senyuman dan pulang dengan keceriaan. Padahal gajinya sangat pas-pasan dan rumahnya begitu sederhana. Tidak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Saat dia pulang keluarganya telah menunggu dengan hidangan makanan seadanya dan keluarga kecil ini pun makan dengan bahagia. Raja pun heran melihat orang ini.
Ia memanggil penasihatnya yang bijak dan bertanya: “Hai penasihatku, telah lama aku hidup ditengah kegelisahan, padahal aku memiliki segalanya.Tapi …, Aku sungguh heran melihat tukang kebun itu. Tidak pernah tampak kesedihan di wajahnya. Kadang-kadang ia tertidur di bawah rindangnya pohon, seperti tidak ada beban dalam hidupnya, padahal ia tidak memiliki apa-apa”.
Si penasihat yang bijak tersenyum dan berkata, “Semuanya ditentukan dengan resep 99″. “Bila tukang kebun itu terkena resep ini, maka hidupnya akan gelisah dan ia tidak akan bisa tidur.” “Apa yang kau maksud dengan resep 99 ?” tanya Raja. “Besok malam perintahkan prajurit untuk mengantarkan hadiah kepadanya. Sediakan satu kotak uang dan tulislah 100 dinar. Namun isi lah kotak itu dengan 99 dinar saja.” Raja pun menuruti saran dari penasihatnya.
Ketika hari mulai gelap, prajurit mengetuk pintu rumah tukang kebun ini dengan membawa hadiah. Si tukang kebun membuka pintu rumahnya dan terkejut melihat prajurit membawa kotak hadiah. “Ini hadiah dari raja untukmu.” kata si prajurit. “Ya, sampaikan terima kasihku kepada raja.” jawab tukang kebun sambil kegirangan melihat kotak dengan tulisan 100 dinar. Belum pernah ia memiliki uang sebanyak itu. Ia segera membawa masuk kotak itu dan menghitungnya bersama keluarga.
Namun anehnya, jumlah uang didalam kotak itu hanya 99 dinar. Dia pun menghitung ulang lagi, tapi tetap jumlahnya 99. Dia yakin, pasti ada 1 uang yang jatuh. Dia pun mulai mencari-cari di sekitar pintu, tapi tidak menemukan apa-apa. Akhirnya dia mencoba untuk menelusuri sepanjang jalan menuju istana. Semalaman ia mencari tapi tetap tidak menemukan apa-apa.
Matahari mulai terbit, Raja beserta penasihatnya menanti tukang kebun ini. Tidak berapa lama dia datang dengan wajah yang masam dan merengut. Raja pun kaget dan bertanya pada penasihatnya, “Apa yang terjadi? Tidak biasanya ia datang dengan wajah seperti ini !” Penasihat raja menjawab, “Duhai Raja, begitulah kehidupan. Kita memiliki banyak hal namun kita mencari yang tidak kita miliki. Orang ini mendapatkan 99 dinar secara cuma-cuma namun ia sibuk mencari 1 dinar yang hilang.”
Jadi munculnya kegelisahan hati karena kita sibuk mencari sesuatu yang tidak Kita miliki, sementara Kita tidak pernah mensyukuri 99 anugerah yang Kita miliki. Dan sang Raja pun terhenyak dan sadar akan kesalahan nya. “Ya benar, Inilah jawaban atas kegelisahan ku selama ini”, kata Raja. “aku kurang mensyukuri segala anugerah yang sudah ku terima sampai saat ini !” Raja pun gembira dan menjadi bahagia karena sudah menerima jawaban atas kegelisahannya selama ini.
Kisah ini memberi pelajaran yang sangat berharga bahwa nikmat kebaikan Allah telah dicurahkan begitu banyak kepada Kita, namun seringkali banyak diantara kita masih saja sibuk mencari dan mencari menanti dan menanti sesuatu yang belum tentu ada sehingga kita lupa mensyukuri dengan apa yang sudah Kita terima dan kita miliki. Hargai apa yang kita miliki saat ini. Kebahagiaan tidak akan pernah datang kepada mereka yang tidak pernah bersyukur. (#2144)